Adabdan akhlak merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan. Apabila kita memiliki adab yang baik kepada Allah SWT, orang tua, guru dan kepada saudara kita yang lain, maka akhlak yang kita miliki akan baik. Dengan adab, seorang muslim akan terlihat mulia di hadapan Allah SWT dan Rasul-Nya begitupun di hadapan manusia.
Syarat-syarat mencari ilmuاَلاَ لاَتَنَالُ الْعِلْمَ اِلاَّ بِسِتَّةٍ سَأُنْبِيْكَ عَنْ مَجْمُوْعِهَا بِبَيَانٍذُكَاءٍ وَحِرْصٍ وَاصْطِبَارٍوَبُلْغَةٍ وَاِرْشَادُ اُسْتَاذٍ وَطُوْلِ زَمَانٍELINGO DAK KASIL ILMU ANGING NEM PERKORO. BAKAL TAK CERITAAKE KUMPULE KANTI LIMPAT LOBA SOBAR ONO PIWULANGE GURU LAN SING SUWE MANGSANEartinya Ingatlah.. tidak akan kalian mendapatkan ilmu yang manfaat kecuali dengan 6[enam] syarat, yaitu cerdas,semangat,sabar,biaya,petunjuk ustadz dan waktu yang lama KeteranganIlmu yang manfaaat adalah ilmu yang bisa menghantarkan pemiliknya pada ketakwaan kepada Allah subhanahu wataala,ilmu yang adalah nur ilahi yang hanya diperuntukkan bagi hamba-hambanya yang soleh, ilmu manfaat inilah yang tidak mungkin bisa di dapatkan kecuali dengan adanya 6 syarat yang harus di lengkapi para pencarinya, adapaun 6 syarat tersebut adalah 1. Cerdasartinya kemampuan untuk menangkap ilmu, bukan berarti IQ harus tinggi,walaupun dalam mencari ilmu IQ yang tinggi sangat menentukan sekali, asal akalnya mampu menangkap ilmu maka berarti sudah memenuhi syarat pertama ini, berbeda dengan orang gila atau orang yang ideot yang memang akalnya sudah tidak bisa menerima ilmu maka sulitlah mereka mendapatkan ilmu manfaat, namun perlu di ingat bahwa kecerdasan adalah bukan sesuatu yang tidak bisa meningkat,kalau menurut orang-orang tua, akal kita adalah laksana pedang,semakin sering di asah dan di pergunakan maka pedang akan semakin mengkilat dan tajam,adapun bila di diamkan maka akan karatan dan tumpul,begitupula akal kita semakin sering dibuat untuk berfikir dan mengaji maka akal kita akan semakin tajam daya tangkapnya dan bila di biarkan maka tumpul tidak akan mampu menerima ilmu apapun Semangatartinya sungguh-sungguh dengan bukti ketekunan, mencari ilmu tanpa kesemangatan dan ketekunan tidak akan menghasilkan apa-apa,ilmu apalagi ilmu agama adalah sesuatu yang mulia yang tidak akan dengan mudah bisa di dapatkan,oleh karenanya banyak orang mencari ilmu tapi yang berhasil sangat sedikit di banding yang tidak berhasil,kenapa?..karena mencari ilmu itu sulit, apa yang kemarin di hafalkan belum tentu sekarang masih bisa hafal,padahal apa yang di hafal kemarin masih berhubungan dengan pelajaran hari ini, ahirnya pelajaran hari inipun berantakan karena hilangnya pelajaran kemarin,maka tanpa kesemangatan dan ketekunan sangat sulit kita mendapatkan apa yang seharusnya kita dapatkan dalam Sabarartinya tabah menghadapi cobaan dan ujian dalam mencari ilmu, orang yang mencari ilmu adalah orang yang mencari jalan lurus menuju penciptanya, oleh karena itu syetan sangat membenci pada mereka,apa yang di kehendaki syetan adalah agar tidak ada orang yang mencari ilmu,tidak ada orang yang akan mengajarkan pada umat bagaimana cara beribadah dan orang yang akan menasehti umat agar tidak tergelincir kemaksiatan,maka syetan sangat bernafsu sekali menggoda pelajar agar gagal dalam pelajarannya,digodanya mereka dengan suka pada lawan jenis,dengan kemelaratan,dan lain-lain .4. Biayaartinya orang mengaji perlu biaya seperti juga setiap manusia hidup yang memerlukannya, tapi jangan di faham harus punya uang apalagi uang yang banyak,biaya disini hanya kebutuhan kita makan minum sandang dan papan secukupnya,pun tidak harus merupakan bekal materi, dalam sejarah kepesantrenan dari zaman sahabat nabi sampai zaman ulama terkemuka kebanyakan para santrinya adalah orang-orang yang tidak mampu,seperti Abu hurairoh sahabat Nabi seorang perawi hadist terbanyak adalah orang yang sangfat fakir,imam syafii adalah seorang yatim yang papa, dan banyak lagi kasus contohnya,biaya disini bisa dengan mencari sambil khidmah atau bekerja yang tidak mengganggu belajar,5. Petunjuk ustadzartinya orang mengaji harus digurukan tidak boleh dengan belajar sendiri,ilmu agama adalah warisan para nabi bukan barang hilang yang bisa di cari di kitab-kitab, dalam sebuah makalah [ saya tidak tahu apakah ini hadis atau sekedar kata-kata ulama] barang siapa belajar tanpa guru maka gurunya adalah syetan, dan ada pula makalah لقال من قال بماشاء السند لولا andai tidak ada sanad [pertalian murid dan guru] maka akan berkata orang yang berkata[tentang agama] sekehendak hatinya. Kita bisa melihat sejarah penurunan wahyu dan penyampaiannya kepada para sahabat,betapa Nabi setiap bulan puasa menyimakkan Al-Quran kepada jibril dan sebaliknya, kemudian Nabi menyampaikan kepada para sahabat,sahabat menyampaikan kepada para tabiin, lalu para tabiin menyampaikan pada tabii at-tabiin dan seterusnya kepada ulama salaf,lalu ulama kholaf, lalu ulama mutaqoddimin lalu ulama mutaakhirin dan seterusnya sampai pada umat sekarang ini, jadi ilmu yang kita terima sekarang ini adalah ilmu yang bersambung sampai Nabi dan sampai kepada Allah subhanahu wa taala, jadi sangat jelas sekali bahwa orang yang belajar harus lewat bimbingan seorang guru,guru yang bisa menunjukkan apa yang dikehendaki oleh sebuah pernyataan dalam sebuah ayat atau hadis atau ibarat kitab salaf, karena tidak semua yang tersurat mencerminkan apa yang tersirat dalam pernyatan,6. Lamaartinya orang belajar perlu waktu yang lama,lama disini bukan berarti tanpa target,sebab orang belajar harus punya target,tanpa target akan hampa dan malaslah kita belajar,
\n \n\n \nadab mencari ilmu dalam kitab alala
1 Untuk mengetahui Kitab- kitab yang diajarkan di pondok pesantren langitan bisa di kelompokan menjadi beberapa bagian, yaitu: 2. Untuk mengetahui pedoman hidup, dalam mencari sebuah ilmu menurut kitab alala. 3. Untuk mengetahui teks kitab alala yang berada di pondok pesantren Langitan, Tuban Jawa Timur.
Oleh MUHAMMAD RAJAB Al-adab qabla al-ilmi “adab sebelum ilmu”. Ungkapan ini sering sekali terdengar di lingkungan pendidikan Islam, khususnya pesantren. Hal ini mengingat penting dan mulianya pendidikan adab. Imam Malik pernah berkata, “Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu.” Ibnu Mubarak juga menegaskan, “Kami mempelajari masalah adab itu selama 30 tahun, sedangkan kami mempelajari ilmu selama 20 tahun.” Demikian halnya dengan Al-Zarnuji dalam kitab Ta’lim al-Muta’allim juga menguatkan pentingnya menjaga adab, khususnya terhadap guru. Beliau mengatakan, “Ketahuilah, seorang murid tidak akan memperoleh ilmu dan tidak akan dapat ilmu yang bermanfaat, kecuali ia mau mengagungkan ilmu, ahli ilmu, dan menghormati guru.” Ketahuilah, seorang murid tidak akan memperoleh ilmu dan tidak akan dapat ilmu yang bermanfaat, kecuali ia mau mengagungkan ilmu, ahli ilmu, dan menghormati guru. Adab yang baik dalam proses menuntut ilmu menjadi salah satu syarat untuk mendapatkan keberkahan ilmu itu sendiri. Berkah, maknanya menurut Imam al-Ghazālī, ziyādah al-khair, yakni bertambahnya nilai kebaikan. Ilmu yang berkah berarti ilmu yang memberikan nilai kemanfaatan dan kebaikan di dalamnya. Salah satu tandanya adalah ilmu tersebut diamalkan dan bermanfaat untuk dirinya dan orang lain serta mendatangkan kebaikan. Adab juga merupakan cerminan dari baik buruknya akhlak seseorang. Akhlak yang baik ini menjadi tugas utama dari diutusnya Rasulullah SAW. “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” HR Ahmad. Jadi, amanah mendidik adab dan akhlak sekaligus selaras dengan misi Nabi dan Rasul. Mendidik adab membutuhkan proses waktu yang tidak sebentar. Butuh komitmen dan konsistensi yang baik dalam mengawal proses internalisasi. Banyak ulama dalam mempelajari adab itu lebih lama ketimbang mempelajari ilmu. Dan perlu disadari bahwa faktor terpenting yang mempengaruhi baik burukya perilaku, yaitu lingkungan, baik keluarga, sekolah ataupun masyarakat. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi dan cara-cara khsusus dalam proses mendidik adab seorang murid. Setidaknya ada empat tahapan yang penting dilakukan untuk mendidik adab. Pertama, memberikan uswah atau contoh yang baik, sebagaimana yang telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW dalam mendidik para sahabatnya. Kedua, proses pemahaman al-fahm. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pemahaman yang benar tentang adab yang baik yang harus dikerjakan, dan adab yang buruk yang mestinya ditinggalkan. Proses ini dapat dilakukan melalui pembelajaran, kajian, diskusi, sosialisasi, dan lain sebagainya. Ketiga, proses pembiasaan ta’wid. Hal ini bisa dilakukan dengan membiasakan murid melakukan adab-adab yang baik. Bisa melalui program-program khusus seperti pembiasaan shalat berjamaah, zikir, budaya bersih, jujur, salam, menghargai teman, dan lainnya. Keempat, proses pengawasan muraqabah. Pengawasan dapat dilakukan langsung oleh para guru atau petugas khusus, atau juga bisa dibantu dengan teknologi yang ada. Pengawasan ini diharapkan dapat menjadi kontrol sosial untuk mengendalikan perilaku dan adab. Tentu yang paling terpenting dalam pengawasan ini adalah dengan menanamkan sikap ihsan, sehingga setiap murid harapannya memiliki kesadaran tentang pengawasan dari Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda tentang ihsan, “Engkau menyembah Allah seolah-olah melihat-Nya, jika engkau tidak bisa melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.” HR al-Bukhari no 50 dan Muslim no 8. Setelah segala upaya dan ikhtiar dilakukan maka yang terakhir adalah berdoa kepada Allah SWT. Doa inilah yang akan menjadi senjata terakhir untuk mengetuk rahmat Allah SWT agar supaya menjadikan para murid insan yang beradab. Wallahu a’lam
Adabpertama bagi seorang pencari ilmu ialah menyucikan hati dari segala pelanggaran-pelanggaran yang dimurkai Allah.Imam Nawawi dalam mukadiman Syarh Al-Muhadzdzab berkata: “Sayudianya bagi seorang penuntut ilmu menyucikan hatinya dari kotoran-kotoran sehingga ia layak menerima ilmu, menghafal, dan memanfaatkannya”Imam Abdullah
SEMARANGKU – Artikel ini akan menjelaskan kepada anda tentang kunci sukses dalam mencari ilmu menurut kitab kitab Alala adalah salah satu kitab dasar yang sering gunakan oleh berbagai pondok pesantren di Indonesia dalam memotivasi santrinya saat mencari ilmu. Dengan mempelajari kitab Alala bisa untuk menambah ilmu dan kunci sukses santri jika bisa paham penjelasannya. Baca Juga Menggunjing dalam Islam, Berikut Dasar Hukumnya dari Kitab Tanbihul GhofilinMencari ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslimin dan maslimat yang dimulai dari lahir hingga akhir sukses dalam mencari ilmu tentunya menjadi syarat agar seseorang mendapat ilmu yang berkah dan yang bermanfaaat adalah ilmu yang bisa menghantarkan pemiliknya pada ketakwaan kepada inilah yang hanya diberikan kepada hamba-hambanya yang memiliki hati mulia dan ilmu bukanlah hal yang mudah didapatkan karena, dalam mencapainya harus memenuhi enam syarat yang harus tersebut dijelaskan dalam nadzoman kitab Alala yang berbunyi اَلاَ لاَتَنَالُ الْعِلْمَ اِلاَّ بِســــِتَّةٍ ۞ سَأُنْبِيْكَ عَنْ مَجْمُوْعِهَا بِبَيَانٍArtinya Ingatlah, tidak akan kalian mendapatkan ilmu yang manfaat kecuali dengan enam syarat. ذُكَاءٍ وَحِرْصٍ وَاصْطِبَارٍ وَبُلْغَةٍ ۞ وَاِرْشَادُ اُسْتَاذٍ وَطُوْلِ زَمَانٍEman syarat tersebut yaitu, cerdas, semangat,yaitu, cerdas, semangat, sabar, biaya, petunjuk ustadzdan waktu yang penjelasan dari enam syarat sukses dalam mencari ilmu sebagai berikut1. Cerdas adalah kemampuan untuk memahami ilmu, tidak diharuskan memiliki kecerdasan yang tinggi, asalkan akalnya mampu memahami ilmu pada dengan orang lugu dan ideot yang memang akalnya sudah tidak bisa menerima atau memahami ilmu golongan orang tersebut, tidak dapat memenuhi persyaratan yang pertama manusia seperti pedang ketika semakin sering di asah dan digunakan maka pedang akan semakin tajam begitu juga dengan fikiran Semangat adalah serius dan tekun mencari ilmu dengan menggunakan segala tenaga yang adanya semangat, serius, dan ketekunan seseorang tidak akan mendapatkan pengetahuan khususnya ilmu agama adalah sesuatu yang mulia yang tidak akan mudah didapatkan oleh setiap orang mencari ilmu tapi yang berhasil sangat sedikit sekali karena, mencari ilmu itu sulit dan harus semangat. 3. Sabar adalah tabah menghadapi cobaan dan ujian dalam mencari ilmu dalam bentuk yang mencari ilmu pasti akan banyak cobaan yang menghantamnya maka, ia harus bersabar Biaya, artinya mencari ilmu perlu biaya namun tidak harus punya uang banyak tetapi dibutukan hanya untuk kebutuhan selama mancari ilmu seperti, makan, minum, sandang, dan papan dalam kontek ini bisa juga diartikan dengan belajar sambil bekerja dan khidmah tetapi, tidak mengganggu proses Petunjuk ustadz, diartikan bahwa ketika seorang mengaji harus mempunyai guru dan tidak boleh belajar sendiri khususnya ilmu siapa belajar tanpa guru maka gurunya adalah seseorang belajar dengan otodidaks tanpa dengan guru maka, dikhawatirkan ilmu yang didapatkan ngawur dan tidak sesuai dengan Waktu yang lama, diartikan bahwa ketika seseorang mencari ilmu membutuhkan waktu yang yang didapatkan tidak begitu maksimal jika mencari ilmu dengan waktu yang karena itu, dalam mencari ilmu harus membutuhkan waktu yang dari kitab Alala karya dari Syech Burhanuddin Al-Islam Al-Zarnuji. Demikian penjelasan tentang kunci sukses dalam mencari ilmu.*** Editor Heru Fajar Tags Terkini Beranda» 6 syarat mencari ilmu » Kajian Kitab Alala (6 syarat mencari ilmu) Kajian Kitab Alala (6 syarat mencari ilmu) Bagikan: Facebook Twitter Pinterest Linkedin Whatsapp. bukan berarti IQ harus tinggi,walaupun dalam mencari ilmu IQ yang tinggi sangat menentukan sekali, asal akalnya mampu menangkap ilmu maka berarti sudah memenuhi
Kelas 4/II Pelajaran tentang tata cara mencari ilmu dalam kitab Alala Tanalul Ilma yang kami rangkum dalam judul Terjemah Kitab Alala Nadham 21, 22, 23 dan 24 - Adab Mengagungkan Guru Atau UstadzPada tulisan ini, kita akan belajar materi kelas 4 semester II yaitu tentang adab dan tata cara dalam mencari ilmu di Kitab Alala Tanalul IlmaMateri;Menghafal nadham dan memahami maknanyaMembaca tulisan pego dan memahami artinyaAlala Nadham 21 22 23 dan 24 - Adab Mengagungkan Guru Atau Ustadzبِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِیْمِNadham 21أُقَدِّمُ أُسْتَاذِي عَلیَ نَفْسِ وَالِدِی ۞ وَاِنْ نَالَنِي مِنْ وَالِدِی الْفَضْلَ وَالشَّرَفْدِیْسِیكْ کِی إِڠْسُونْ اِیڠْ ڮُورُو ڠۤرِیكْ کِی إِڠْسُونْ اِیڠْ بَاڤَاءْ ، سۤنَاجَانْ إِڠْسُونْ اُولِیهْ کَامُولْیَانْ سُوڠْکُو بَاڤَاءْNdisikke ingsun ing guru ngerikke ingsun ing bopo, Senajan ingsun oleh kamulyan songko bopoSaya lebih mengutamakan guru daripada orang tua, meskipun saya mendapatkan kemulyaan dari orang tuakuNadham 22فَذَاكَ مُرَبِّ الرُّوْحِ وَالرُّوْحِ جَوْهَرُ ۞ وَهَذَا مُرَبِّ الْجِسْمِ وَالْجِسْمُ کَالصَّدَفْڮُورُو اِیکُو کَاڠْ بِیْسَا نْدِیدِیكْ اِیڠْ پَاوَا ، دِیْنِی پَاوَا اِیْکُو دِی سۤرُوڤَاءَکِی کَایَا سُوجَاGuru iku kang biso ndidik ing nyowo, dene nyowo iku di serupaake koyo suco MutiaraDialah guru yang mendidik ruh kita, sedangkan ruh itu seperti Mutiara. Dan orang tua adalah yang memelihara raga dan raga adalah tempat bagi ruh sebagaimana tempat MutiaraNadham 23رَاَیْتُ اَحَقَّ الْحَقِّ حَقَّ الْمُعَلِّمِ ۞ وَاَوْجَبَهُ حِفْظًا عَلَی کُلِّ مُسْلِمٍاَکُو وِیسْ نِیقَادَاکِي إِیڠْ لُووِیهْ حَقْ٢کِي بۤنۤرْ ، یَاإیْکُو وُوڠْ کَڠْ نُودُوهُاکِي بَارَاڠْ بۤنۤرْ لَنْ لُووِیهْ تَأْتِیقَادَاکِي لُووِیهْ وَاجِبْ دِیْنْ رۤکْصَا مُوڠْڮُوهِي کَابِیهْ وُوڠْ اِسْلاَمْ کَڠْ کۤڤِیڠِین بۤنۤرْAku wes nikodake ing luwih hak-hak ke bener, yo iku wong kang nuduhake barang bener lan luwih tak tiqodake luwih wajib din rekso mungguhe kabeh wong islam kang kepingin benerSaya sudah meyakini bahwa yang paling berhak diutamakan adalah hak-haknya guru, yang telah mengajarkan kita ke jalan kebenaran, dan pastinya haknya guru wajib dijaga oleh setiap orang muslimNadham 24لَقَدْ حَقَّ اَنْ یُهْدَی اِلَیْهِ کَرَامَةً ۞ لِتَعْلِیْمِ حَرْفِ وَاحِدٍ اَلْفُ دِرْهَمٍ ڮُورُو وِیسْ مۤسْطِي دِي هَادِیاهِي سِیْوُو دِرْهَمْ ، مُولْیَاأکي کۤرانَا مُولَاڠْ حُرُفْ سِیجِي تُورْ فَهَمْGuru wes mesti di hadiyahi sewu dirham, mulyaake kerono mulang huruf siji tur fahamKarena kemulyaanya seorang guru sangatlah berhak mendapatkan hadiah seribu dirham karena telah mengajarkan kepada kita satu huruf sajaPenjelasan NadhamKitab Alala akhlak adalah salah satu kitab yang menerangkan tentang tata cara dalam mencari ilmu, merupakan salah satu kitab yang menjadi rujukan umum di kalangan pesantren. Salah satu cara mendapatkan ilmu yang bermanfaat adalah wajib memulyakan seorang guru daripada orang tua, meskipun kita kadang mendapatkan kemulyaan dari orang tua yang sedang belajar menuntut ilmu hedaklah lebih memulyakan gurunya baru kemudian orang tuanya. Karena guru adalah seseorang yang mendidik jiwa dan ruh kita karena ruh itu seperti mutiara. yang bisa menjadikan kita manusia yang mulia dihadapan Allah, sedangkan orang tua pada umumnya lebih banyak menjaga dan merawat raga kita. Sedangkan raga adalah tempat ruh kita. Oleh karena itu, peran orang tua dan guru sangatlah penting dalam membentuk karakter anak yang sedang dalam tahap belajar dan mencari ilmu. Karena pentingnya seorang guru dalam membimbing ruh kita, maka hak-hak guru juga harus diutamakan karena keikhlasanya mendidik kita ke jalan kebenaran. Bahkan karena mulyang seorang guru, guru sangatlah berhak mendapatkan hadiah seribu dirham karena telah mengajarkan kepada kita satu huruf Penting!Mulyakanlah seorang guru karena gurulah yang mendidik jiwa dan ruh kita,Guru adalah orang yang mendidik jiwa dan ruh kita yang mana jiwa dan ruh kita adalah seperti mutiara. Sedangkan orang tua adalah yang memelihara jasad dan raga kita. berbuat baiklah kepada satu contoh berbuat baik kepada orang tua adalah menjaga adab ketika di depan orang tua dan menjaga adab ketika bertemu dengan orang tua di jalanJagalah hak-hak guru dengan senantias selalu mentaati dan mendengarkan apa yang telah diajarkan kepada kita, menjaga tatakrama didepan guru dan juga selalu taat keutamaanya, seorang guru sangatlah berhak mendapatkan hadiah seribu dirham karena telah mengajarkan kepada kita satu huruf sajaVideo lalaran nadham alala
TerjemahanKitab Alala Tanalul ‘Ilma. April 03, 2019 📚 1. Syarat Mencari Ilmu 📚 2. Berusaha Keras Dalam Mencari Ilmu 📚 9. Sedikit Bicara 📚 10. Bahaya Lisan 📚 11. Keutamaan Orang Yang Berilmu 📚 12. Adab Dalam Menuntut Ilmu 📚 7. Adab Belajar Mengkaji Ulang Dan Diskusi 📚 8. Adab Olah Raga Dan Berjalan Di Jalan
TABIRDAKWAH - Ilmu dalam Agama Islam memiliki kedudukan yang sangat penting sekali, bahkan hukum mencari Ilmu bagi muslim dan muslimah sangat wajib sekali faridhoh dan ada syarat khusus yang musti disiapkan untuk bekal mencari ilmu dan hasilnya bisa maksimal, yang akan kita ulas dengan judul Ada 6 Syarat Mencari Ilmu Dalam Kitab Alala, baca sampai selesai ya..6 Syarat Mencari Ilmu Dalam Kitab Alala Yang Harus Diketahui Kitab Alala ini sangat masyhur sekali dan pasti yang dulu atau sekarang sedang belajar di pesantren salaf pasti sudah tidak asing lagi, karena biasanya kitab ala la ini diajarkan kepada santri di awal2 mereka mondok di ponpes atau pondok pesantren salaf ahlussunah wal jamaah Kitab alala ini membahas banyak hal salah satunya adalah tata cara mencari ilmu syarat selain kitab ta'lim muta'alim, yang akan kita ulas di bawah ini tentunya dari sumber dan rujukan yang biasa digunakan dan masyhur digunakan Kutab alala ini sangat mudah dimengerti dan dihafalkan, karena berisikan teks arab beserta arti namum biasanya bahasa Jawa dengan model nadhom yang disyairkan akan mudah sekali diingat oleh para santri, dan sangat enak sekali didengar dan dilantunkannya Banyak yang bertanya, syarat mencari ilmu itu apa saja? maka jawabannya ada pada kitab buku alalaa ini, mari kita baca bersama-sama sampai akhir Ada 6 Syarat Mencari Ilmu Dalam Kitab Alala Syarat-syarat mencari ilmu dalam syiir nadhom kitab alalaa teks asli bahasa Arab yaitu اَلاَ لاَتَنَالُ الْعِلْمَ اِلاَّ بِسِتَّةٍ سَأُنْبِيْكَ عَنْ مَجْمُوْعِهَا بِبَيَانٍ ذُكَاءٍ وَحِرْصٍ وَاصْطِبَارٍوَبُلْغَةٍ وَاِرْشَادُ اُسْتَاذٍ وَطُوْلِ زَمَانٍ Arti bahasa Jawa boso Jowo Syarat Mencari Ilmu Dalam Kitab Alala yaitu ELINGO DAK KASIL ILMU ANGING NEM PERKORO. BAKAL TAK CERITAAKE KUMPULE KANTI PERTEO. RUPANE LIMPAT LOBA SOBAR ONO SANGUNE. LAN PIWULANGE GURU LAN SING SUWE MANGSANE Artinya bahasa Indonesia Syarat2 Mencari Ilmu Dalam Kitab Alala yaitu Ingatlah….. tidak akan kalian mendapatkan ilmu yang manfaat kecuali dengan 6[enam] syarat, yaitu cerdas, semangat, sabar, biaya, petunjuk ustadz dan waktu yang lama Keterangan Syarat Mencari Ilmu Dalam Kitab Alala yaitu Ilmu yang manfaaat adalah ilmu yang bisa menghantarkan pemiliknya pada ketakwaan kepada Allah subhanahu wataala,ilmu yang adalah nur ilahi yang hanya diperuntukkan bagi hamba-hambanya yang soleh, ilmu manfaat inilah yang tidak mungkin bisa di dapatkan kecuali dengan adanya 6 syarat yang harus di lengkapi para pencarinya, adapaun 6 syarat tersebut adalah 1. Memiliki Cerdas artinya kemampuan untuk menangkap ilmu, bukan berarti IQ harus tinggi,walaupun dalam mencari ilmu IQ yang tinggi sangat menentukan sekali, asal akalnya mampu menangkap ilmu maka berarti sudah memenuhi syarat pertama ini, berbeda dengan orang gila atau orang yang ideot yang memang akalnya sudah tidak bisa menerima ilmu maka sulitlah mereka mendapatkan ilmu manfaat, namun perlu di ingat bahwa kecerdasan adalah bukan sesuatu yang tidak bisa meningkat,kalau menurut orang-orang tua, akal kita adalah laksana pedang,semakin sering di asah dan di pergunakan maka pedang akan semakin mengkilat dan tajam,adapun bila di diamkan maka akan karatan dan tumpul,begitupula akal kita semakin sering dibuat untuk berfikir dan mengaji dan mengamalkannya, maka akal kita akan semakin tajam daya tangkapnya dan bila di biarkan atau tidak digunakan maka tumpul tidak akan mampu menerima ilmu apapun juga. 2. Punya Semangat Tinggi artinya sungguh-sungguh dengan bukti ketekunan, mencari ilmu tanpa kesemangatan dan ketekunan tidak akan menghasilkan apa-apa,ilmu apalagi ilmu agama adalah sesuatu yang mulia yang tidak akan dengan mudah bisa di dapatkan,oleh karenanya banyak orang mencari ilmu tapi yang berhasil sangat sedikit di banding yang tidak berhasil,kenapa?..karena mencari ilmu itu sulit, apa yang kemarin di hafalkan belum tentu sekarang masih bisa hafal,padahal apa yang di hafal kemarin masih berhubungan dengan pelajaran hari ini, ahirnya pelajaran hari inipun berantakan karena hilangnya pelajaran kemarin,maka tanpa kesemangatan dan ketekunan sangat sulit kita mendapatkan apa yang seharusnya kita dapatkan dalam tolabulilmi. Dalam bahasa Jawa Ngelmu itu angel Yen durung ketemu Ilmu itu sulit bila belum dibukakan jalannya 3. Harus Sabar artinya tabah menghadapi cobaan dan ujian dalam mencari ilmu, orang yang mencari ilmu adalah orang yang mencari jalan lurus menuju penciptanya, oleh karena itu syetan sangat membenci pada mereka,apa yang di kehendaki syetan adalah agar tidak ada orang yang mencari ilmu,tidak ada orang yang akan mengajarkan pada umat bagaimana cara beribadah dan orang yang akan menasehti umat agar tidak tergelincir kemaksiatan,maka syetan sangat bernafsu sekali menggoda pelajar agar gagal dalam pelajarannya,digodanya mereka dengan suka pada lawan jenis,dengan kemelaratan,dan lain-lain . Dalam hal ini sabar atau punya adab yang tinggi mempengaruhi masuknya ilmu atau tidak 4. Ada Biaya Cukup artinya orang mengaji perlu biaya seperti juga setiap manusia hidup yang memerlukannya, tapi jangan di faham harus punya uang apalagi uang yang banyak,biaya disini hanya kebutuhan kita makan minum sandang dan papan secukupnya,pun tidak harus merupakan bekal materi, dalam sejarah kepesantrenan dari zaman sahabat nabi sampai zaman ulama terkemuka kebanyakan para santrinya adalah orang-orang yang tidak mampu,seperti Abu hurairoh sahabat Nabi seorang perawi hadist terbanyak adalah orang yang sangfat fakir,imam syafi’i adalah seorang yatim yang papa, dan banyak lagi kasus contohnya,biaya disini bisa dengan mencari sambil khidmah atau bekerja yang tidak mengganggu belajar. Kalau jaman dahulu jaman sekarang juga kadang masih ada biaya atau ongkos mendapatkan ilmu itu dengan berbakti kepada gurunya. Jadi apapun yang diperintahkan gurunya harus dilaksanakan sebagai ganti ongkos untuk mendapatkan ilmu dan keridhaan seorang guru. 5. Petunjuk ustadz Guru artinya orang mengaji harus digurukan tidak boleh dengan belajar sendiri,ilmu agama adalah warisan para nabi bukan barang hilang yang bisa di cari di kitab-kitab, dalam sebuah makalah [ saya tidak tahu apakah ini hadis atau sekedar kata-kata ulama] barang siapa belajar tanpa guru maka gurunya adalah syetan, dan ada pula makalah لقال من قال بماشاء السند لولا andai tidak ada sanad [pertalian murid dan guru] maka akan berkata orang yang berkata[tentang agama] sekehendak hatinya. Kita bisa melihat sejarah penurunan wahyu dan penyampaiannya kepada para sahabat,betapa Nabi setiap bulan puasa menyimakkan Al-Qur’an kepada jibril dan sebaliknya, kemudian Nabi menyampaikan kepada para sahabat,sahabat menyampaikan kepada para tabi’in, lalu para tabi’in menyampaikan pada tabi’i at-tabi’in dan seterusnya kepada ulama salaf,lalu ulama kholaf, lalu ulama mutaqoddimin lalu ulama muta’akhirin dan seterusnya sampai pada umat sekarang ini, jadi ilmu yang kita terima sekarang ini adalah ilmu yang bersambung sampai Nabi dan sampai kepada Allah subhanahu wa ta’ala, jadi sangat jelas sekali bahwa orang yang belajar harus lewat bimbingan seorang guru,guru yang bisa menunjukkan apa yang dikehendaki oleh sebuah pernyataan dalam sebuah ayat atau hadis atau ibarat kitab salaf, karena tidak semua yang tersurat mencerminkan apa yang tersirat dalam pernyatan,.Kalau guru sudah ridho kepada muridnya, maka murid tersebut sudah mendapatkan sanad dari gurunya, gurunya mendapatkan sanad dari gurunya lagi dan itu berlanjut sampai sanadnya kepada Rasulullah Nabi Muhammad SAW 6. Waktu yang Lama artinya orang belajar perlu waktu yang lama,lama disini bukan berarti tanpa target,sebab orang belajar harus punya target,tanpa target akan hampa dan malaslah kita belajar. Waktu yang lama itu ibarat melobangi batu atau memahat batu dengan air. Ini memerlukan waktu yang sangat lama. Tetapi ini akan bertahan selama ratusan bahkan ribuan tahun Beda halnya bila kita melukis dalam air. Ini memerlukan waktu yang sangat singkat dan sangat mudah sekali dilakukan tetapi hanya bertahan dalam hitungan detik Nah, itulah penjelasan tentang Ada 6 Syarat Mencari Ilmu Dalam Kitab Alala yang dapat kita sajikan untuk anda semua, semoga bermanfaat

Al adab artinya menerapkan segala yang dipuji oleh orang, baik berupa perkataan maupun perbuatan. Sebagian ulama juga mendefinsikan, adab adalah menerapkan akhlak-akhlak yang mulia” (Fathul Bari, 10/400). Dalil wajibnya menerapkan adab dalam menuntut ilmu. Dalil-dalil dalam bab ini ada mencakup: 1. Dalil-dalil tentang perintah untuk

Ilustrasi Kitab Alal. Foto UnsplashKitab Alala Tanalul Ilma atau Kitab Alala dipandang sebagai salah satu karya intelektual Muslim yang secara khusus membahas tentang akhlak atau etika seorang pencari ilmu. Hingga kini, Kitab Alala masih digunakan beberapa lembaga pendidikan Islam, terutama di Alala diterbitkan oleh pondok pesantren Lirboyo Kediri tanpa mencantumkan nama pengarangnya. Namun, sebagian besar syair-syair dalam Kitab Alala termuat dalam Kitab Ta’limul Muta’alim karya Imam al-Zarnuji. Kitab Alala sejatinya merupakan ringkasan tentang akhlak mencari ilmu yang berbentuk nadhom syair dan diambil dari beberapa kitab. Penggubah tiap nadhom Alala berbeda-beda, di antaranya adalah Ali bin Abi Thalib, Imam Kholif, dan khalifah Umar bin Abdul jurnal Method of Learning Perspective of Alala Tanalul Ilma dari Imam al-Zarnuji tulisan Ahmad Busthomy MZ dan Abdul Muhid, Al-Zarnuji menyatakan bahwa latar belakang menyusun kitab tersebut karena banyak penuntut ilmu yang tidak dapat memperoleh manfaatnya, yaitu pengamalan dan hal itu disebabkan oleh kesalahan metode belajar mereka yang mengabaikan syarat-syarat dalam menuntut ilmu pengetahuan. Karena itu, kitab ini disusun sebagai panduan setiap umat agar bisa menuntut ilmu dengan Kandungan Kitab AlalaKitab Alala terdiri dari satu jilid dan delapan halaman. Keseluruhannya merupakan nadhom-nadhom Arab yang diterjemahkan dalam bahasa Jawa Salaf dan dibagi atas 37 jurnal Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Kitab Alala tulisan Isna Lutfi Rohmatin, isi kandungan Kitab Alala terbagi dalam beberapa tema. Pengelompokkan tema ini tidak didasarkan pada urutan nadhom, tetapi berdasarkan kesamaan pesan yang Syarat mencari ilmu dan metode belajarNadhom pertama dan kedua memberikan nasihat tentang beberapa syarat yang harus dipenuhi seorang pencari ilmu agar memperoleh ilmu yang bermanfaat, yaitu ilmu yang bisa menghantarkan pemiliknya pada ketaqwaan kepada Allah enam syarat yang harus dipenuhi, yakni daya ingat, kecintaan pada ilmu, kesabaran, biaya, bimbingan seorang guru, dan waktu menuntut ilmu yang cukup Cara mencari teman dan bermasyarakatDalam Kitab Alala dijelaskan bahwa memilih teman itu harus berdasarkan perilaku atau budi pekertinya. Sebab, kehadiran teman sangat berpengaruh terhadap akhlak seseorang. Jika berteman dengan orang yang baik, maka sedikit demi sedikit akan tertular kebaikannya. Sebaliknya, teman yang tidak baik akan membawa Kitab Alala. Foto Unsplash3. Keutamaan ilmu, orang yang berilmu, dan kedudukan guruKehormatan seseorang dalam Islam diperoleh lewat ilmu. Ilmulah yang mengantarkan manusia pada ridha Allah SWT dan menyelamatkan dari hal-hal yang menyimpang. Itulah alasan mengapa setiap umat Muslim wajib menghormati guru yang telah melimpahkan ilmunya, baik itu guru di sekolah maupun guru di rumah yaitu Keunggulan ilmu fiqih dan bahaya orang yang tekun ibadah tanpa ilmuIlmu fiqih adalah salah satu ilmu yang sangat penting, karena tanpa ilmu fiqih, ibadah-ibadah yang dilakukan tidak akan sah. Orang yang mengerti fiqih dapat menentukan sendiri arah jalannya sehingga tidak mudah dipengaruhi setan. Sedangkan, orang yang tidak mengerti fiqih sangat mudah terkena tipu muslihat Kerja keras, menghargai waktu, dan keutamaan merantauKitab Alala juga memberikan motivasi bahwa dalam menuntut ilmu harus mau bersusah payah dan bekerja keras. Perjuangan seseorang dalam mencari ilmu memiliki keutamaan sendiri di mata Allah SWT, terlebih bagi mereka yang merantau ke suatu tempat demi memperoleh ilmu dari Menjaga lisan, melatih nafsu, husnuzan, dan pemaafSeorang Muslim harus menjauhi ucapan yang batil, dusta, ghibah, adu domba, dan kata-kata yang kotor. Sebab, hal tersebut bisa menyebabkan permusuhan dan membawanya ke dalam neraka jahanamSelain menjaga lisan, umat Muslim diharapkan mampu melatih nafsu, berprasangka baik husnuzan, serta menghindari sifat pendendam dan menumbuhkan sifat pemaaf terhadap orang itu Kitab Alala?Siapakah penghimpun Kitab Alala?Apa saja isi kandungan Kitab Alala? o2DGW.
  • rvd2djp0sz.pages.dev/322
  • rvd2djp0sz.pages.dev/152
  • rvd2djp0sz.pages.dev/380
  • rvd2djp0sz.pages.dev/442
  • rvd2djp0sz.pages.dev/319
  • rvd2djp0sz.pages.dev/341
  • rvd2djp0sz.pages.dev/138
  • rvd2djp0sz.pages.dev/559
  • adab mencari ilmu dalam kitab alala